Logan, begitu judul film-nya, diambil dari nama asli Wolverine sebelum bertemu dengan profesor Charles Xavier. Banyak yang spesial di film ini, salah satu diantaranya ini merupakan kali terakhir Hugh Jackman memerankan tokoh mutan di saga X-men.
Ceritanya memiliki setting pada tahun 2029 atau 6 tahun setelah masa di film X-Men: Days of Future Past. Dimana populasi mutan (manusia yang mengalami mutasi genetik) berkurang drastis. X-men, sebagai satu-satunya organisasi ‘penampung’ mutan pun sudah dibubarkan. Wolverine atau Logan (begitu dia disebut di film ini), seorang mutan yang memiliki kemampun self healing yang juga memiliki cakar adamantium, ikut terkena imbas dari depopulasi mutan yang terjadi.
Logan seperti menyerah terhadap nasib, dia tenggelam dalam ketergantungan alkohol dan hidup dalam depresi. Masa-masa ke-emasannya seperti telah hilang. Dia sekarang bekerja sebagai supir limosin carteran (semacam uber atau grabcar kalo disini), sambil merawat Profesor Charles Xavier yang menderita penyakit otak di sebuah tempat di perbatasan US-Mexico. Logan dibantu oleh sesama mutan bernama Caliban, yang memiliki kemampuan melacak mutan lainnya.
Suatu hari, Logan mendapat tawaran dari seorang wanita misterius bernama Gabriella. Permintaannya adalah agar Logan mau mengantarkan anaknya; Laura ke perbatasan Kanada. Awalnya, Logan menolak pemintaan tersebut, namun setelah berkonsultasi dengan Profesor Charles dan juga karena tergiur dengan bayaran besar yang ditawarkan Gabriella, akhirnya Logan bersedia untuk mengantarkan mereka. Naas, sebelum berangkat si Gabriella malah sudah terbunuh lebih dulu.
Saat kembali, Logan menemukan kalau Laura telah menyelinap masuk kedalam mobilnya. Tak disangka, ternyata Laura jadi buruan sebuah tim korporasi besar yang menyewa tentara bayaran. Profesor Charles, yang memang sudah tahu bakal bertemu dengan Laura pun menyarankan agar Logan mau mengantar dan melindungi-nya sampai ke perbatasan Kanada. Selama perjalanan, banyak misteri yang terkuak tentang masa lalu si Laura. Tentang bagaimana Laura dilahirkan juga tentang asal-muasal tim korporasi yang memburu Laura beserta alasannya.
Baca juga : Review It Follows, Film Horor Ber-Budget Rendah dengan Kualitas Indah
Film X-Men Paling Spesial
Seperti yang sudah saya bilang diawal tulisan; bahwa banyak yang spesial di film ini. Selain karena penampilan terakhir Hugh Jackman di saga X-men, film ini juga merupakan film terakhir buat Patrick Stewart yang memerankann Profesor Charles Xavier. Selain itu, film ini juga merupakan satu-satunya film saga X-men yang banyak menampilkan ‘humanity’ di dalam sosok Wolverine/Logan. Dan yang (mungkin) terakhir, film ini juga merupakan satu-satunya (dalam saga X-men) yang memiliki rating ‘R’.
James Mangold, sang sutradara yang sebelumnya sukses menggarap film The Wolverine, Knight and Day, 3:10 to Yuma dan juga Identity, berhasil membuat nuansa yang berbeda dari film bertema superhero. Selain membuat film ini memiliki Rating ‘R’, James juga menambahkan kesan ‘suram’ dan sedikit gloomy.
Plotnya sendiri bergerak maju, sedikit lambat diawal kemudian berjalan cukup cepat hingga konflik muncul dan disusul klimaks/antiklimaks yang memorable. Walau jalan ceritanya ‘sedikit’ mudah terbaca, namun konflik yang mucul (khususnya antara Logan dengan Laura) membuat film ini mendapat perhatian khusus bagi para penonton.
Akting Hugh Jackman dan Patrick Stewart tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Yang jadi sorotan saya secara pribadi justru si Dafne Keen yang berperan sebagai Laura; anak mutan, yang minim dialog namun berhasil menyampaikan kesan suram, depresi dan ketakutan kepada para penonton. Selain akting ketiga aktor yang saya sebut barusan, nama seperti; Boyd Holbrook, Stephen Merchant dan Richard E. Grant tampil biasa-biasa saja.
Overall, Logan sangat layak ditonton apalagi untuk dikoleksi bareng dengan seri X-men lainnya.