Review Vivarium, Visual Ciamik dengan Ending Anti-Klimaks

Review Vivarium ini mengandung spoiler!

Pasangan muda berpikir untuk membeli rumah pertama mereka. Untuk itu, mereka mengunjungi agen perumahan di mana mereka ditemani oleh seorang agen yang ‘aneh’ untuk melihat-lihat lokasi rumah baru tersebut. Sesampainya disana, sang agen meninggalkan mereka begitu saja, membuat pasangan itu terjebak didalam mimpi buruk yang tak pernah berakhir.

Gemma (Imogen Poots) adalah seorang guru mudah yang mengajar di sekolah dasar, sementara pacarnya; Tom ( Jesse Eisenberg) merupakan seorang ahli kebun profesional. Mereka berdua berencana untuk membeli rumah pertama mereka. Sepulang kerja, mereka berdua lalu mengunjungi kantor marketing real estate, disana mereka bertemu dengan seorang Agen yang bernama Martin (Jonathan Aris).

Martin lalu mengajak Gemma dan Tom untuk melihat-lihat perumahan baru tersebut. Tom, sejak awal sudah curiga dengan gerak-gerik aneh yang diperlihatkan Martin, namun Gemma berusaha meyakinkan Tom, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Sesampainya disalah satu rumah contoh, rumah no.9, Martin lalu menunjukkan seisi rumah kepada Gemma dan Tom. Saat tengah sibuk melihat-lihat seisi rumah, tiba-tiba Martin pergi diam-diam, ia menghilang, meninggalkan Gemma dan Tom dirumah contoh tersebut.

Gemma dan Tom lalu berencana pulang. Namun, saat mereka mencoba untuk kembali, bukannya menemukan jalan pulang, mereka justru terjebak dikomplek perumahan tersebut. Dan seberapa keraspun usaha mereka untuk pulang, mereka selalu kembali ke rumah no.9. Tak memiliki pilihan lain, Gemma dan Tom akhirnya harus menginap di rumah no.9 tersebut. Sembari berharap, besok Martin akan kembali atau seseorang akan datang ke tempat tersebut.

Baca juga: Review Bloodshot, Visual Ciamik dengan Cerita Pasaran

Keesokan harinya, Martin tak kunjung kembali. Gemma dan Tom kembali berusaha mencari jalan keluar dari perumahan tersebut. Tom lalu memanjat atap rumah untuk mencoba mencari jalan keluar melalui ketinggian. Namun, yang ia lihat hanya hamparan rumah-rumah bermodel sama, berwarna hijau muda, sejauh mata memandang.

Saat tengah dilanda keputus-asa-an, didepan rumah yang mereka tinggali, seseorang meninggalkan sebuah kardus. Kardus tersebut ternyata berisi seorang bayi, dengan sebuah pesan: Raise this baby and release. Dengan segala misteri tentang kehadiran bayi tersebut, Gemma dan Tom akhirnya mengurus-nya. Anehnya, bocah tersebut tumbuh dengan cepat. Hanya butuh waktu 3 bulan saja, bayi aneh itu sudah sebesar anak usia 15 tahun.

Kehidupan yang membosankan dan penuh depresi harus dihadapi oleh Gemma dan Tom. Bocah yang tinggal bersama mereka, dengan cepat tumbuh dewasa. Sesekali bocah tersebut pergi keluar sambil membawa sebuah buku catatan berisi tulisan-tulisan aneh. Setiap kali Gemma berusaha mengikuti bocah tersebut, ia selalu menghilang dengan cepat. Hingga suatu waktu, ia berhasil membututi-nya dan pada akhirnya mengetahui misteri yang mengejutkan dibalik semua yang dialami Gemma dan Tom.

Baca juga: Review The Hunt, Horor Thriller penuh Komedi yang Jenaka

Vivarium disutradarai oleh Lorcan Finnegan yang juga merangkap selaku penulis naskahnya bersama dengan Garret Shanley. Film ini juga sempat meraih beberapa penghargaan di Cannes Film Festival dan Sitges – Catalonian International Film Festival, dimana Imogen Poots didapuk sebagai artis terbaik.

Review Vivarium

Konsep ceritanya sendiri cukup unik. Namun, tidak dilengkapi dengan plot yang kuat. Sejak awal film plot cerita ‘sangat’ menjanjikan dan menghibur. Menjelang pertengahan hingga akhir film, cerita menjadi membosankan karena konflik yang terjadi antara karakter utama dibuat cukup ‘nanggung’. Ending ceritanya juga terkesan kurang mantab. Penonton, yang seperti sudah dijanjikan jawaban-jawaban akan misteri yang menimpa karakter utama, pada akhirnya harus merasa gemas dengan akhir yang ‘anti-klimaks’. Hingga akhir film, penonton masih dibuat bertanya-tanya akan motif dari semua misteri yang dialami karakter utama.

Kualitas akting para pemerannya terbilang cukup mengesankan. Nggak salah rasanya Imogen Poots mendapatkan gelar artis terbaik di Catalonian International Film Festival, karena aktingnya mampu menguras habis emosi para penonton. Visual yang disajikan Lorcan Finnegan juga sangat memanjakan mata. Deretan rumah-rumah yang memang dibuat terkesan ‘palsu’ dengan grading warna yang ‘berwarna’ seakan berbanding terbalik dengan tema horor-misteri yang diusung film ini.

Seandainya, akhir film ini tidak dibuat ‘anti-klimaks’ dan menjawab semua premis yang dihadirkan sejak awal film. Overall, Vivarium cukup menghibur dan masih layak tonton.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *